Komunitas n*dist atau t*l*njang di dunia memiliki agenda tersendiri di setiap tahunnya. Gelaran mereka selalu dipenuhi oleh para komunitas n*dist bahkan wisatawan.
Event ini menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang ingin penasaran bahkan akhirnya turut serta. Tujuan mereka hanya ingin merasa natural, mendekatkan pada udara, alam dan berbagi macam hal lainnya seperti menyuarakan sebuah protes ataupun penolakan akan suatu isu ataupun ritual di daerahnya.
Pastinya hal ini bertentangan dengan budaya dan agama yang kita anut. Namun setidaknya hargai keberadaan mereka dan sikapi hal ini dengan baik.
1. Pengendara Sepeda T*l*njang Seluruh Dunia
Pada tahun 2003, setelah sukses besar dalam menggelar bersepeda t*l*njang yang diikuti seluruh dunia, akhirnya event ini terus bergulir dan berpindah-pindah. Kegiatan ini dihadiri berbagai para aktivis dan pesan yang mereka sampaikan.
Pesan awal WNBR itu untuk memprotes ketergantungan minyak dan merayakan kekuatan dan individualitas dari tubuh manusia, tapi ada, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran dalam fokus terhadap bersepeda t*l*njang dan sederhana.
Meski acara telah menarik peserta dari kalangan ket*l*njangan sosial, penyelenggara mencoba untuk fokus pada pesan bersepeda dan bersikeras bahwa orang tidak perlu sepenuhnya t*l*njang jika mereka tidak mau.
2. Lari T*l*njang di Pamplona Spanyol
Setiap tahun pada tanggal 4 Juli selalau diadakan lari t*l*njang. Lari ini bukan untuk mempertontonkan p*rn*grafi ataupun hal negatif lainnya, melainkan untuk sebuah protes terhadap kekejaman binatang.
Event ini diadakan oleh para aktivis PETA yang melucuti semua pakaiannya dan mengecat atau memakai scarf merah dan tanduk dari plastik. Mereka mengambil rute yang sama dilakukan pada lomba lari banteng yang dilakukan di Spanyol.
3. Lari Untuk Persembahan Kepada Tuhan di Filipina
Di Filipina juga ada festival t*l*njang yang digelar setiap tahunnya. Festival ini digelar oleh persaudaraan Alpha Phi Omega di salah satu kampus di sana.
Para peserta yang rata-rata laki-laki dan terkadang ada juga perempuan berlari mengelilingi kampus dengan membawa bunga mawar di hadapan penonton yang rata-rata perempuan.
Menurut situs APO, acara yang mengambil nama dari patung seorang pria t*l*njang yang terletak di setiap kampus Universitas Filipina, dimulai pada tahun 1977 ketika seorang anggota APO anonim berlari t*l*njang di kampus universitas untuk mempromosikan drama berjudul t*l*njang Na Bayani (Tagalog untuk N*k*d Hero).
4. Ritual T*l*njang di Jepang
Jangan ngeres dulu, karena ritual ini hanya diiukti oleh para lelaki saja. Ritual ini dilakukan setiap tahun pada hari Sabtu ketiga di setiap bulan Februari. Ribuan peserta baik muda hingga tua berkumpul di kuil Saidai-Ji dengan bert*l*njang atau memakai celana dalam ala orang Jepang.
Secara bergerombol mereka pun memulai arak-arakan dan kemudian mabuk sake. Setelah mereka mabuk, para pendeta muncul di jendela dan melemparkan sepasang tongkat suci keberuntungan ke dalam kerumunan. Kerumunan pun secara buas akan memperebutkan tongkat tersebut yang konon akan mendapatkan berkah selama setahun jika mendapatkannya. Festival ini sudah ada sejak 500 tahun lalu dan tetap dijaga hingga sekarang.
5. Festival Bodypainting di Austria
Ada saja cara untuk menarik pariwisata, termasuk yang dilakukan oleh sebuah agen wisata di Austria. Mereka membuat sebuah festival body painting di seluruh dunia yang kini digelar setiap tahunnya.
Festival ini digelar pertama kali pada tahun 1998 yang akhirnya terus berlanjut hingga sekarang. Menjadi besar, maka festival ini menampilkan model dari berbagai dunia yang rela t*l*njang dan dicat tubuhnya. Selain bodypainting, festival ini juga dimeriahkan dengan konser, pesta dan berbagai atraksi sirkus.
6. Fremont Solstice Parade di Washington
Hampir sama dengan parade bersepeda dengan t*l*njang, namun parade ini mengharuskan semua pesertanya memakai kostum dengan melaburkan cat ke tubuhnya. Festival ini digelar setiap tahun pada musim panas di Fremont di Seattle, Washington.
Parade ini cukup lama digelar. Pertama kali pada tahun 1989 yang menarik perhatian semua orang karena penasaran untuk melihat pesepeda t*l*njang yang dicat warna-warni.
7. Roskilde Festival di Denmark
Roskilde Festival adalah sebuah festival musik yang digelar di kota yang bernama sama. Festival ini selalu menampilkan 180 band dan penonton yang lebih dari 100.000.
Festival ini dimulai pada tahun 1971 oleh 2 pelajar SMA dan terus menjadi sebuah festival mainstream yang selalu dibanjiri oleh pemuda di seluruh Eropa. Festival ini menampilkan perlombaan t*l*njang sejak tahun 1998 dan terbuka untuk semua gender. Para peserta ini berlari mengitari venue dengan berbagai iming-iming hadiah.
0 Response to "7 Festival Tanpa Busana di Seluruh Dunia"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.